Jumat, 20 Januari 2012


TUGAS MANDIRI
MAKALAH
VITAMIN, AIR, MINERAL, DAN HORMON
DOSEN PEMBIMBING : ERMIATI, S.PD






OLEH :

                    NAMA            : AFRIDAYANTI
                    NIM                : 11133009



   
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S-I BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
KABUPATEN ROKAN HULU
T.A 2011/2012



KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberi petunjuk dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “VITAMIN, AIR, MINERAL, DAN HORMON ”. Dalam menyelesaikan makalah ini penyusun banyak sekali mendapat bantuan, dukungan moril maupun materi dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Ermiati, s.pd selaku dosen pembimbing dan kepada teman-teman yang sudah memberikan bantuan dan masukan sehinnga penyusun dapat menyelesaika makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik, namun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.





              Ujung Batu,  Desember 2011

                           


                             Penyusun



BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

          Zat makanan merupakan satuan komponen yang menyusun bahan makanan. Namun, haruslah dapat dibedakan antara zat makan dan bahan makanan tersebut. Bahan makanan dapat juga disebut komoditas pangan dalam perdagangan, ialah apa yang kita beli, kita masak, dan kita susun sebagai hidangan. Sedangkan zat makanan bahan dasar menurut ilmu gizi adalah mencakup beberapa komponen penyusun bahan makanan, antara lain adalah :  vitamin, air, mineral dan air.
            Namun, selain vitamin, air, dan mineral kita juga membutuhkan hormon, karena hormon memiliki banyak fungsi. Beberapa fungsi dari hormon adalah sebagai perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).
Dalam makalah ini akan membahas mengenai vitamin, mineral, air dan hormon. Ketiga komponen tersebut memiliki jenis, fungsi, sumber  pada vitamin dan letak pada hormon yang berbeda. Vitamin dan mineral tidak dapat disintesa oleh tubuh. Oleh karena itu, unsur - unsur tersebut harus disediakan lewat makanan.

1.2.Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka tujan penulisan ini adalah :
1.      Menjelaskan jenis, sumber, dan fungsi vitamin.
2.      Menjelaskan jenis, sumber, dan fungsi air dan mineral.
3.      Menjelaskan hormon pada tumbuhan dan hormon pada hewan.
  

BAB II

ISI

2.1. Vitamin

            Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
 sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh, (Anonymous, 2011)

Jenis dan Sumber Vitamin

Berdasarkan kelarutannya dalam air, maka vitamin dibagi dalam kelompok vitamin yang larut air dan vitamin yang tidak larut air (tetapi dapat larut dalam lemak).

Vitamin Yang Larut Dalam Air

Vitamin B Kompleks
Dipandang dari segi gizi, kelompok vitamin B termasuk dalam kelompok vitamin yang disebut vitamin B kompleks yang meliput tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), piridoksin (vitamin B6) dan sianokobalamin (vitamin B12), (Karyadi dan Muhilal, 1986).  

Tiamin (Vitamin B1)

Tiamin (vitamin B1) adalah zat berupa Kristal tersusun dari unsur-unsur karbon hydrogen-oksigen dan belerang, mudah larut dalam air, dan sedikit larut dalam alcohol. Vitamin ini tidak mudah mengalami oksidasi, tetapi dapat rusak karena pemanasan didalam larutan. (Karyadi dan Muhilal, 1986).
             Vitamin B1 memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1, (Anonymous, 2011).


Sumber

            Vitamin B1 paling banyak dijumpai pada beras dan gandum utuh 9terutama beras merah), Kuning telur, ikan, kacang-kacangan, dan polonh-polongan.

Fungsi

            Untuk memelihara fungsi saraf, mengoptimalkan aktivitas kognitif dan fungsi otak, membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan mengatur sirkulasi serta fungsi darah. Dosis RDA 1-1,5 mg sehari, terapi 30-100 mg sehari.

Riboflavin (Vitamin B2)


            Vitamin B2, yang telibat dalam proses metabolisme tubuh dan fungsi saraf, ditemikan oleh Kuhn dan kawan-kawanya pada tahun 1993. Dalam fungsinya, vitamin B2 adalah komponen penting dari dua enzim utama dalam produksi energi pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Fungsinya yang blain adalah membantu pertumbuhan dan reproduksi, menjaga kesehatan mata, serta menjaga kesehatan kulit, kuku, rambut, mulut bibir, dan tenggorokan.
            Kekurangan vitamin B2 sering terjadi pada usia lanjut, mengakibatkan terjadinya gejala penurunan daya penglihatan, katarak, depresi, gangguan kulit, pening, rambut rontok, radang mata, lesi mulut, gelisah, dan gejala neurologis (mati rasa, hilang sensasi, seperti kena syok listrik). Gejala lainnya adalah kejang, sensitif terhadap cahaya, mengantuk, dan lemah.

Sumber

            Vitamin B2 bersumber dari pangan hewani, seperti : hati, ginjal, dan jantung (ayam/sapi), sedangkan dari pangan nabati, seperti : sayur-sayuran hijau.

Fungsi

Untuk katarak, gangguan pencernaan, kulit dan depresi. Dosis RDA 1,7 mg sehari. Dosis terapi 25 mg sehari.

Niasin (Vitamin B3)

Niasin (Vitamin B3) termasuk zat organic yang sederhana, merupakan asam mengandung nitrogen dan niacinamit adalah garam dari asam ini, (Karyadi dan Muhilal, 1986).
Niasin (Vitamin B3) berhubungan dengan kinerja saraf, ditemukan oleh C. A. Elvehjem dan dan teman-temannya pada tahun 1937. Kekurangan Niasin (Vitamin B3) akan menyebabkan gejala yan g dikenal sebagai pellagra, ditandai dengan terjadinya kulit pecah-pecah dan bersisik (dermatitis), otak berfungsi tidak sempurna sehingga sering bingung (demansia), dan diare akibat melemahnya produksi lendir pada sistem pencernaan.
Sebagai koenzim dari NAD dan NADP, niasin (vitamimin B3) berperan dalam reaksi metabolisma karbohidrat, lemak, dan protein. Dengan enzim yang berbeda, niasin (vitamin B3) terlibat dalam 50 reaksi kimia yang berbeda untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, kolestrol, dan karbohidrat, serta pembuatan beberapa senyawa tubuh penting, seperti : hormon seks andrenalin.
Dalam fungsinya tersebut, niasin (vitamin B3) adalah vitamin penurunan lemak yang mencegah penyakit jantung dengan penurunan kadar kolestrol, dan memperbaiki aliran darah pada kasus terjadinya penyumbatan pembuluh darah perifer. Bentuk niasin (vitamin B3) yang efektif untuk pelindung jantung adalah sebagai senyawa inosotil hexaniacinate. Niasi (vitamin B3) tergolong vitamin nonesensial dan dapat dibuat oleh tubuh dengan mengubah triptofan sebagai bahan bakunya.

Sumber

            Niasin (vitamin B3) paling banyak terdapat pada hati, daging (ayam/sapi), telur, ikan, kacang-kacangan, susu, dan avokad.

Fungsi

Niasin (vitamin B3) digunakan untuk membantu melepaskan energi dari makanan, mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dan rambut. Dosis RDA 20 mg sehari.


Piridoksin (Vitamin B6)

Piridoksin (vitamin B6) ditemukan P. Gyorgy pada tahun 1938, terdapat pada sistem enzimatik yang berperan dalam metabolism asam amino, oleh karena itu diperlukan pada proses metabolism protein. Piridoksi (vitamin B6) juga berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan hormondan fungsi kekebalan tubuh. Piridoksin (vitamin B6) bersifat larut dalam air dan alcohol dan stabil terhadap panas dalam larutan asam dan relative stabil dalam basa yang kurang larut, (Karyadi dan Muhilal, 1986).
Kekurangan piridoksin (vitamin B6) ini ditandai gejala depresi, kejang-kejang (terutama pada anak-anak), tak tah gula (glucose intolerance), melemahnya saraf yang berhubungan dengan daya ingat, anemia, dan angguan kulit (dermatitis). Piridoksin (Vitamin B6) dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu :
1.      Asam Folat banyak terdapat didalam bahan makanan yang baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk konjugasi. Bahan makanan yang paling banyak mengandung asam folat adalah hati, ginjal, khamir, dan sayuran hijau gelap.
2.      Asam pantotenat terdapat hampir disemua makanan yang merupakan bagian dari koenzim A.
3.      Biotin merupakan salah salah satu anggota kelompok vitamin B kompleks yang terdapat dalam berbagai bahan makanan, (Karyadi dan Muhilal, 1986).

Sumber

Piridoksin (vitamin B6) paling banyak dijumpai pada khamir (ragi kering), daging, hati, ginjal, dan jantung (ayam/sapi), susu, telur, unggas, ikan, kentang, pisang, kubis, dan kembang kol.

Fungsi

Piridoksin (vitamin B6) berperan dalam metaboloisme karbohidrat, protein, lemak, menguatakan kekebalan tubuh, membantu transmisiimplus saraf, menjaga keseimbangan elektrolit tubuh (natrium dan kalium), meransang pertumbunhan sel darah merah, dan membantu sintesa DNA dan RNA. Dosis 2 mg sehari, terapi 25-100 mg sehari.            

Sianokobalamin (Vitamin B12)

Sianokobalamin (vitamin B12) adalah vitamin yang banyak dihubungakan dengan darah dan sistem saraf, ditemukan oleh dua peneliti yang berkerja secara terpisah pada tahun 1948, yaitu E. L Smith dan L. F Parker di Amerika Serikat. Sianokobalamin (vitamin B12) berperan dalam menjaga agar sel berfungsi normal, terutama sel saluran pencernaan, sistem saraf, dan sumsum tulang, serta mencegah homosistein (subtansi dalam darah yang meningkatkan resiko stroke dan penyaki Alzheimer.
Kekurangan Sianokobalamin (vitamin B12) akan melemahkan fungsi saraf dengan akibat gejala kaki bergetar, dan terbakar, depresi atau gangguan mental, anemia, dan diare. Sianokobalamin (vitamin B12) berkerja sama dengan asam folat untuk proses tubuh, termasuk sintesa DNA . Karena Sianokobalamin (vitamin B12) berkerja mengaktifkan kembali asam folat, maka kekurangan Sianokobalamin (vitamin B12) juga akan berakibat terjadinya kekurangan asam folat.

Sumber

Sianokobalamin (vitamin B12) Hati (ayam/sapi), daging, susu, dan produk olahan lainnya, telur, ikan, sayur, kedelai, dan rumput laut.
            Sianokobalamin (vitamin B12) berfungsi untuk mengatur pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan dinding saraf, sintesa DNA, mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi. Dosis 6 mg sehari, terpi 5-50 mg sehari.

Asam Askorbat (Vitamin C)

            Asam askorbat (vitamin C) adalah vitamin yang paling banyak digunakan, dan dikenal tingginya gejala sariawan yang terjadi akibat kekuranga asam askorbat (vitamin C). Pada abad ke-18, James Lind, dokter angkatan laut Inggris menggunakan jus jeruk, yang kaya asam askorbat (vitamin C), untuk mengatasi sariawan pada anak buah kapal yang berlayar lama. Tahun 1928 Szent Gyeogyi mencoba mengisilasikan asam askorbat (vitamin C) dari berbagai bahan.
Asam askorbat (vitamin C) ini rasanya asam, enak untuk dikonsumsi sehari-hari, dan fungsinya banyak sekali untuk kesehatan. Banyak bukti dari peneliti yang mendukung fakta bahwa asam askorbat (vitamin C) memiliki peran penting dalam berbagai mekanisme imunologis. Kadarnya yang tinggi di dalam sel darah putih (10-80 kali lebih tinggi dari kadar plasma), terutama limfosit, dengan cepat habis selama infeksi. Kondisi tersebut mirip dengan kasus gusi berdarah bila kekurangan asam askorbat (vitamin C).
Asam askorbat (vitamin C) sering digunakan untuk melindungi sel darah putih dari enzim yang dilepaskan saat menerima bakteri yang telah ditelannya. Asam askorbat (vitamin C) membantu mencegah infeksi yang diakibatkan beberapa jenis virus dan bakteri, menambah masa hidup, serta mengurangi terjadinya katarak. Selain itu, asam askorbat (vitamin C) berguna untuk menjaga kesehatan gusi, mencegah terjadinya memar, dan meninkatkan daya tahan tubuh melawan infeksi dan stress.
Asam askorbat (vitamin C) adalah vitamin esensial, karena manusia tidakmdapat menghasilkan asam askorbat (vitamin C) itu sendiri sehingga diperlukan asupan dari makanan.
        
Sumber

            Asam askorbat (vitamin C) paling banyak dijumpai pada buah-buahan, seperti jambu biji, jeruk, tomat, mangga, dan sirsak. Sayuran ada juga yang mengandung banyak asam askorbat (vitamin C), yaitu bayam, brokoli, cabai, dan kentang.

Fungsi

            Asam askorbat (vitamin C) untuk membantu penyembuhan luka, penyerapan zat besi, dan kalsium, dan mempertahankan kesehatan kulit, dan jaringan. Dosis RDA untuk pria : 60 mg, wanita : 60 mg sehari. Untuk terapi sebagai antioksidan digunakan dalam dosis tinggi 500-2000 mg sehari.

Vitamin Tidak Larut Dalam Air (Larut Dalam Lemak)

Retinol (Vitamin A)

            Rebun senja (nightblindness) adalah gangguan akibat defisiensi nutrisi yang pertama dikenal, dan pada buku pengobatan Mesir Kuno (Papyrus Ebers – 1300 SM) disebutkan obatnya adalah ekstrak hati yang telah dimasak. Pengobatan Yunani Kuno, yang menjadi cikal bakal pengobatan modrenpun mengikutipengobatan Mesir tersebut. Namun, baru tahun 1913 diketahui bahwa zat penyembuh dikandung ekstrak hati tersebut adalah senyawa retinol, yang selanjutnya di kenal dengan retinol (vitamin A).
            Pada tahun 1930, T. Moore mengungkapakan kemampuan karoten, pigmen kuning pada wortel, yang dapat mencegah rabun senja. Rupanya koretan diubah oleh tubuh menjadi retinol (vitamin A), sehingga disebut sebagai provitamin A. Jadi, untuk menjaga kornea mata agar tetap sehat, asupan retinol (vitamin A) (yang berperan pada proses sistem visual) bisa di dapatkan dari sumber hewani (retinol) maupu nabati (karoten).
            Dari penelitian lebih lanjut diketahui banyak fungsi penting lainnya dari retinol (vitamin A), selain untuk kesehatan mata. Selanjutnya juga diketahui peranan retinol (vitamin A) sebagai antioksidan, yang membantu meransang dan memperkuat daya tahan tubuh dalam meningkatkan aktivitas sel pembuluh kuman, memproduksi limfosit, fogostis, dan antibodi.

Sumber

            Retinol (vitamin A) bersumber dari pangan hewani (mengandung retinol), adalah hati (ayam/sapi), ikan, susu, dan produk olahan lainnya.Sedangkan dari pangan nabati (mengandung karoten) adalah sayur-sayuran hijau gelap (bayam dan katuk), sayur-sayuran kuning atau orange (wortel, kentang, labu kuning), serta buah-buahan.

Fungsi

            Retinol (vitamin A) digunkan untuk membantu daya penglihatan (malam dan warna), dan memepertahankan kesehatan kulit dan rambut. Dosis RDA untuk pria 1.000 IU, dan wanita 800 IU sehari. Untuk mengatasi gangguan penyakit tertentu, misalnya infeksi atau peradangan, digunakan dalam dosis 5.000 IU sehari selama infeksi, tetapi tidak lebih dari satu bulan pemakaian.

Kalsiferol (Vitamin D)

            Pada tahun 1918, E. Mellanby menunjukan hubungan antararakhitis (rickets) atau penyakit ingggris dengan cod-liver oil. H. Steenbock dan A.F. H. Hess pada tahun 1924 menemukan zat antirakhitis itu adalah kalsiferol (vitamin D), vitamin yang dihubungkan dengan kesehtan tulang.
            Fungsi kalsiferol (vitamin D) adalah untuk perawatan tulang dan gigi, dengan membantu penyerapan kalsium dan fosfor sebagai unsur pembentuk struktur tulang tersebut. Seharusnnya suplemen kalsiferol (vitamin D) tidak diperlukan , karena selain diproduksi oleh tubuh dan diaktifkan oleh sinar matahari, vitamin ini juga bisa didapat dari makanan. Namun, gaya hidup yang kurang terpapar sinar matahari dan diet lanjut usia dapat mengakibatkan difisiensi kalsiferol (vitamin D) dengan gejala gelisah, sulit tidur, dan resiko rapuh tulang (osteoporosit), untuk perawatan tulang umumnya.

Sumber

              Kalsiferol (vitamin D) banyak dijumpai pada minyak ikan dan minyak nabati.

Fungsi

            Kalsiferol (vitamin D) digunakan untuk membantu pembentukkan gigi, tulang, dan darah. Dosis RDA 400 IU.

Tokoferol (Vitamin E)

            Tahun 1923. Hebert dan Katherine di California, Amerika, menemikan faktormnutrisi reproduksi pada tikus percobaan, yang kemudian pada tahun1924 diberi nama oleh E. V. Shute sebagai , yang diasosiasikan dengan kesuburan dan awet muda.
            Sebagai antioksidan intraseluler yang kuat, kalsiferol tokoferol (vitamin E)
 melindungi limfosit dan monositdari gangguan radikal bebas pada DNA, karena itu vitamin ini bermanfaat dalam memperlambat proses penuaan. Juga dikenal sebagai antioksidan dengan efek protektif terhada penyakit jantung dan perawatan kulit.
            Sebenarnya peranan tokoferol (vitamin E) jauh lebih penting lagi, karena terlibat total sistem imun, sehingga defisiensi  kalsiferol tokoferol (vitamin E)
 dapat menurunkan kemampuan daya tahan secara menyeluruh. Tokoferol (vitamin E) meningkatkan reaksi hipersensitivitas lambat dari sistem imun, suatu respon imunologis untuk melawan kanker, parasi (cacing), dan infeksi koronis.
            Dari penelitian para ahli terungkap bahwa untuk mencegah kanker, tokoferol (vitamin E) alami sebagai senyawa d-alfa tokoferol suksinat adalah yang terbaik dari pada bentuk tokoferol (vitamin E)
 lainnya.

Sumber

            Sumber tokoferol (vitamin E)  yaitu: minyak gandum/jagung, sayuran, hati, telur, mentega, susu, daging dan terutama tauge, (Karyadi dan Muhilal, 1986).

Fungsi

            Tokoferol (vitamin E) digunakan untuk mencegah terjadinya antagonis jika anda mengkonsumsi obat antikoagulan.

Quinone (Vitamin K)

            Quinone (vitamin K) ditemukan pada tahun 1935 oleh Dam, dihubungkan dengan proses pembekuan darah untuk menghentikan pendarahan pada waktu
terjadi luka. Proses tersebut merupakan salah satu pertahanan tubuh menghadapi infeksi, dengan membentuk teobin yang akan menutup luka dengan pembekuan darah. Quinone (vitamin K) membantu pembentukan senyawa-senyawa pembekuan darah yang disebut sebagai protrobim untuk menjadi trombin.
            Fungsi lain dari quinone (vitamin K) adalah membantu mengaktifkan osteocalcin, protein pembangun tulang, untuk menjaga tulang dari kerapuhan (osteoporosis) yang terjadi pada usia tua.

Sumber

            Quinone (vitamin K) bersumber dari kuning telur, minyak hati ikan, sayuran berdaun hijau, brokoli, lettuce, teh hijau, asparagus, havermut, gandum, hati, bayam, kubis, kembang kol, dan kacang polong hijau segar.

Fungsi

            Quinone (vitamin K) mempunyai fungsi yang spesifik sesuai dengan fugsi spesifik sebagai biokatalisator atau sebagai koenzim. Sebagai contoh adalah sebagai koenzim metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain, (Karyadi dan Muhilal, 1986).

2.2.Air dan Mineral

Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Lebih kurang 70% tubuh manusia tersusun atas air. Cairan tubuh (seperti darah, saliva, keringat, urine) terutama tesusun atas air. Semua sel, termasuk sel tulang dan sel otot, juga mengandung air. Orang dapat bertahan hidup selama dua bulan tanpa makan, tetapi tidak dapat hidup lebih dari beberpa hari tanpa air.
Meskipun air tidak mempunyai nilai gizi, air sangat diperlukan manusia. Mengapa demikian? karena air berfungsi untuk melarutkan zat-zat makanan, memperlancar pencernaan makanan, dan mengatur suhu tubuh. Serta melarutkan vitamin B dan C. Agar tubuh tetap sehat, paling sedikit dalam sehari manusia memerlukan air sebanyak dua liter (delapan gelas), (Anonymous, 2011).
Kebutuhan air bagi tubuh manusia tercukupi dari air minum dan dari makanan yang mengandung air, seperti sayuran dan buah-buahan. Air harus harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Jika tubuh kekurangan air, kerja ginjal akan lebih berat sehingga dapat mengalami gangguan. Jika kehilangan 12% cairan tubuh, manusia akan mengalami dehidrasi yang dapat menyebabkabkan kematian.
Air dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 60% dari berat badannya ± 47 liter. Kebutuhan air bagi orang dewasa adalah ± 8 gelas atau 2 liter sehari. Kelebihan air akan dikeluarkan melalui keringat dan urine. Tubuh memperoleh air secara eksogen dan endogen. Air eksogen yaitu air yang berasal dari luar, diperoleh dari air yang diminum dan air bersama dengan makanan. Air endogen berarti air yang diperoleh dari dalam tubuh sendiri berasal dari hasil oksidasi berbagai nutrien dalam tubuh.

Jenis dan Sumber Air

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Berdasarkan sumbernya air dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

Air yang diperoleh secara eksogen

1.      Air Minum

1.1. Air bebas, merupakan air yang tidak terikat oleh komponen lain, seperti aquades atau air putih yang komponen terbesarnya adalah H2O atau juga air yang terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter granulardan pori-pori yang terdapat dalam bahan air yang terdapat dalam bentuk bebas.

1.2. Air yang terikat secara lemah karena terserap (terabsorbsi) pada  permukaan koloid makro molekul seperti protein, pek-tin, pati, selluosa. Ikatan antara air dengan koloid tersebut merupakan ikatan hydrogen.

1.3. Air dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat, ikatannya bersifat tonik sehingga relative sukar dihilangkan. Air ini tidak membeku meskipunpada suhu 0oF.

1.4. Air dalam es yaitu merupakan suatu senyawa yang terdiri dari molekul H2O (HoH) yang tersusun sedemikian rupa sehingga 1 atom H disatu sisi antara sepasang atom oksigen molekul-molekul air lainnya, membentuk suatu pasangan simetrik, Dimana satu molekul (HoH) dapat mengikat 4 molekul HoH yang berdekatan dan jarak atom 0-0 yang berdampingan sebesar 2,76 Ao.

1.5. Air dalam kompleks minuman : peran air dalam kompleks minuman yaitu sebagai pelarut. Air dapat melarutkan bahan seperti garam, vitamin, mineral, gula, dan senyawa-senyawa seperti yang terkandung dalam the dan kopi.

2.    Air dalam bahan makanan

2.1. Air yang terdapat dalam bahan makanan dinamakan sebagai air terikat yaitu suatu sistem yang mencakup air yang mempunyai derajat keterikatan yang berbeda dalam bahan. Menurut derajat keterikatan air dapat dibedakan 4 tipe, yaitu :

2.2. Molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air lain.

2.3. Molekul air yang terikat pada molekul-molekul lain melalui suatu ikatan hidogen yang benergi besar.

2.4. Molekul yang secara fisik terikat dalam jaringan matrik. Dalam membrane, kapiler, serat dan lain-lainnya.

Molekul yang tidal terikat dalam suatu bahan. Berdasarkan ke-4 tipe di atas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

Air imbibisi

Air yang masuk ke dalam bahan pangan menyebabkan pengembangan volume. Misalnya air yang tercampur dengan beras menjadi nasi.

Air Kristal

Air yang terikat dalam semua bahan baik pangan maupun non pangan yang membentuk Kristal. Misalnya gul, garam, Cu SO4, dan lain-lain.

Air yang diperoleh secara endogen

Yaitu air yang diperoleh dari hasil oksidasi berbagai nutrient dalam tubuh  misalnya karbohidrat dihidrolisis menjadi Co2 dan H2O. Kebutuhan air sangat dipengaruhi oleh beberapa factor :

Temperature

Makin tinggi temperature lingkungan, maka makin banyak kebutuhan air.

Macam jenis makanan

Makanan dalam bentuk cair/semisolid hanya memerlukan air lebih sedikit daripada berasal dari bentuk padat.

Fungsi Air

1.      Sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa polar ada dalambahan makanan.

2.      Sebagai pelarut senyawa polar.

3.      Berperan pada proses metabolism bahan gizi (misalnya pada Glikolisis dan Glikogenolisis).

4.      Sebagai alat transportasi zat gizi (misalnya, darah mengandung 90%-95% air).

5.      Sebagai pelumas persendian.

6.      Menjaga stabilitas suhu tubuh.

7.      Regulasi konsumsi air.

8.      Stimulasi pada rongga mulut.

Jika seseorang menderita kekurangan saliva, maka rongga mulut dan oesophagus kering dan menyebabkan turunnya volume saliva akibatnya nafsu minum meningkat dan terangsangnya osmotic reseptor pada lidah dan rongga mulut menstimulasi nafsu makan.

9.      Stimulasi pada otak

Jika temperature lingkungan meningkat, maka berakibat terhadap peningkatan produksi keringat menyebabkan konsentrasi garam darah meningkat menyebabkan permintaan air meningkat.

10.  Tekanan osmose darah meningkat.


Mempengaruhi Hipotalamus ADH Cell kidney (anti deuretik hormon) mengeluarkan rennin. Retensi air pada ginjal Angiostensin Angiotensinogen meningkat GI, (Anonymous, 2011).

Mineral

Mineral merupakan unsure isensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam bobot tubuh. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen makanan yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium, setenium, iodium dan fluor.
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yang rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya. Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g per hari.

Sumber dan Fungsi Mineral.

Kalsium dan fosfor.

Tubuh manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg berat badan tanpa lemak. Kira-kira 99% kalsium terdapat dalam tulang dan gigi. Komposisi belum diketahui secara jelas, namun diperkirakan menyerupai suatu hidroksiapatit Ca10 (PO4)6 (OH)2.Peranan kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi tersebut di atas, namun juga memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik dan biokhemik di dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas saraf otot, kerekatan seluler, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon.
Bahan makanan yang kaya akan kalsium : susu, keju dan es krim, brokoli, kacang-kacangan dan buah-buahan. Aneka macam makanan mengandung kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor dalam bentuk hidrosiapati adalah komponen terpenting pada struktur keras dari tulang dan gigi. Kalsium berperan dalam perangsangan saraf dan otot, penggumpalan darah, perantara dalam tanggap hormonal dan beberapa aktivitas enzim.
Tubuh manusia mengandung sekitar 12 gram fosfor per kilogram jaringan tanpa lemak. Dari jumlah ini kira-kira 85% terkandung dalam kerangka tulang. Di dalam plasma terdapat fosfor sekitar 3.5 mg/100 ml plasma. Bila butir darah termasuk maka total fosfor dalam darah antra 30-45 mg/100ml darah. Fosfor adalah bagian dari senyawa tinggi energi ATP yang diperlukan dalam suplai energi untuk kegiatan seluler. Karena peranannya yang sangat penting dalam metabolisme pada jaringan hewan dan tanaman maka mineral ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan. Fosfor dari makanan diabsorpsi dalam bentuk bebas. Kira-kira 60-70% fosfor dari makanan dapat diserap.

Magnesium

Sumber dari magnesium di antaranya adalah : sayur-sayuran hijau, kedelai, dan kecipir. Sedangkan fungsi dari magnesium adalah : aktifator enzim peptidase dan enzim lain yang memecah gugus, phospat, sebagai obat pencuci perut, meningkatkan tekanan osmotic, dan membantu mengurangi getaran otot.
Orang dewasa pria membutuhkan magnesium sebanyak 350mg/hari dan untuk dewasa wanita membutuhkan magnesium sebanyak 300mg/hari. Jika terjadi defisiensi, maka akan menimbulkan gangguan metabolic, insomania, kejang kaki serta telapak kaki dan tangan gemetar.

Fe (Besi)

Jumlah seluruh besi di dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3.5 g, di mana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan (iron storage) yang terdiri dari feritin edan homossiderin terdapat dalam hati, limfa dan sum-sum tulang. Besi simpanan berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi homoglobin dan ikatan-ikatan besi lainnya yang mempunyai fungsi fisiologis.
Sumber besi di antaranya adalah: telur, daging, ikan, tepung, gandum,roti sayuran hijau, hati, bayam, kacang-kacangan, kentang, jagung dan otot.

Fungsi besi di antaranya adalah :

1.      Untuk pembentukan hemoglobin baru.

2.      Untuk mengembalikan hemoglobin kepada nilai normalnya setelah terjadi pendarahan.

3.      Untuk mengimbangi sejumlah kecil zat besi yang secara konstan dikeluarkan tubuh, terutama lewat urine, feses dan keringat.

4.      Untuk menggantikan kehilangan zat besi lewat darah tubug.

5.      Pada laktasi untuk sekresi air susu.


Kebutuhan akan zat besi untuk berbgai jenis kelamin dan golongan usia adalah sebagai berikut:

1.      Untuk laki-laki dewasa : 10 mg/hari.

2.      Wanita yang mengalami haid : 12 mg/hari.

3.      Anak-anak umur 7-10 tahun : 2,3-3,8 mg/hari.

4.      Orang dewasa : 10-15 mg/hari.

Zat besi yang tidak mencukupi bagi pembentukan sel darah, akan mengakibatkan anemia, menurunkan kekebalan individu, sehingga sangat peka terhadap serangan bibit penyakit.

Natrium

Tubuh manusia mengandung 1.8 gram natrium 1.8 gram natrium (Na) perkilo gram berat badan bebas lemak, dimana sebagian besar terdapat dalam cairan ekstraseluler. Kandungan natrium dalam plasma sekitar 300-355 mg/100 ml. Karena natrium merupakan kation utama dari cairan ekstraseluler, pengontrolan osmolaritas dan volume cairan tubuh sangat tergantung pada ion natrium dan risio natrium terhadap ion lainnya.
Natrium mampu membuat membran sel menjadi permeabel, sementara itu transmisi syaraf dan kontraksi otot melibatkan pertukaran natrium ekstraseluler dan kalium ekstraseluler. Hanya sejumlah kecil natrium berada dalam intraseluler. Dalam tulang, natrium dalam tulang kira-kira sebanyak 30-45% dari total natrium tubuh. Metabolisme natrium terutama diatur oleh aldosteron suatu hormone kortteks adrenal yang meningkatkan reabsorbsi natrium dari ginjal. Bila hormon tersebut tidak ada maka ekskresi natrium demikian jarang sekali dijumpai keadaan defisiensi pada nmanusia, sebab mineral ini terdapat di dalam hampir semua bahan makanan. Pangan nabati mengandung natrium lebih sedikit di bandingkan dengan pangan hewani.
Kehilangan natrium yang berlebihan karena muntah-muntah, diare dan berkeringat. Akibat dari deplesi natrium sangat erat berhubungan dengan status keseimbangan air. Bila kehilangan air, maka akan tampak gejala-gejala deplesi cairan ekstraselular: volume darah tinggi, tinggi hematokrit, tekanan darah rendah dan otot kram.

Iodium

Sumber iodium di antaranya adalah : sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut. Sedangkan funsi dari iodium di antaranya dalah sebagai komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid.

Floor

Sumber floor di antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak. Sedangkan fungsi floor di antaranya adalah : untuk pertumbuhan dan pembentukkan struktur gigi, untuk mencegah karies gigi, untuk kebutuhan floor antara dari panas dan daerah kurang panas berbeda.

Khlor

Sumber dari khlor di antaranya adalah garam, keju, ikan, udang, bayam dan seledri. Sedangkan fungsi dari khlor diantaranya adalah : activator amylase dan pembentukan HCl lambung, mengaktifkan enzim amylase dalam mulut untuk memecah pati, dan membantu menjaga tekanan osmotic.

Zinc

Sumber utama Zinc adalah daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan. Sedangkan fungsi Zinc di antaranya adalah : meningkatkan keaktifan enzim, meningkatkan pertumbuhan, jika terjadi defisiensi maka menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan gangguan kesembuhan luka.

Tembaga

Sumber utama dari tembaga adalah susu dan sereal. Sedangkan fungsi dari tembaga adalah berperan dalam kegiatan enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim tironase dan sitokromokdiase.

Kobalt

Merupakan koostifuen vitamin B12 yang diperlukan bagi perkembangan normal sel-sel darah merah. Sumber utamanya adalah vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun hijau. Kobalt mempunyai fungsi untuk keseimbangan tubuh ruminansia.

Jenis Mineral

Berdasarkan jenisnya, mineral dibagi 2 macam yaitu : makromineral (terdiri dari: kalsium, Al, Mg, P, sodium (Na), dan sulfur), mikromineral (terdiri dari: Fe, I2, Flour, Mn, Zinc, cuprum, cobalalt dan kromium).

2.3. Hormon

Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon, (Anonymous, 2011).

Hormon Pada Tumbuhan

Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu kelenjar tertentu (endokrin) sebagaimana pada hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan-jaringan tertentu. Penyebarannya pun tidak harus melalui pembuluh, karena hormon tumbuhan dapat ditransfer melalui sitoplasma atau ruang antarsel.
Hormon tumbuhan bersifat endogenous ("endogen"), dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun exogenous ("eksogen"), diberikan dari luar sistem individu. Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan,

 Auksin

            Istilah auksin ( auxin ) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin sesungguhnya memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun dikotil. Auksi alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat ( Indolecetid acid, IAA ). Selain auksin alamiah ini beberapa senyawa lain, termasuk beberapa senyawa sintetik, memiliki aktivitas auksin. Namun diseluruh bab ini nama auksin digunakan khusus untuk IAA. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang peling penting adalah merangsang perkembangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang.  
Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral.
Bila tunas apikal batang dipotong maka tunas lateral akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi apikal. Inilah yang menjadi penyebab kecambah yang berada di tempat gelap lebih cepat pertumbuhan tingginya, dibandingkan dengan kecambah yang berada di tempat terang.
            Maristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas bergerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut, yaitu sekitar 10-8 sampai 10-3M. pada konsentrasi yang lebih tinggi, auksin bisa menghambat pemanjangan sel. Hal ini barangkali disebabkan oleh tingginya level auksin yang menginduksi sintesis hormon lain, yaitu etilen, yang umumnya bekerja sebagai inhibitor pertumbuhan tumbuhan akibat pemanjangan sel.
            Kecepatan auksin menuruni batang dari apeks tunas sekitar 10 mm/jam, jauh lebih cepat untuk ukuran difusi, meskipun lebih lambat dari pada translokasi pada floem. Auksin kelihatannya diedarkan langsung melalui jaringan parenkim, dari satu sel ke sel berikutnya. Auksin berpindah hanya dari ujung tunas ke pangkalnya, bukan dengan arah sebaliknya. Transpor auksin searah ini disebut transport polar. Transpor polar tidak memiliki kaitan sama sekali dengan gravitasi, karena auksin bergerak kea rah atas pada percobaan dimana suatu segmen batang atau potongan koleoptil ditempatkan terbalik. Transport polar auksin memerlukan energy. Mekanisme dari transport polar auksin merupakan satu contoh kerja seluler yang digerakkan oleh kemiosmosis, pemanfaatan gradient H+ yang dibangkitkan oleh pompa proton.
            Menurut hipotesis pertumbuhan asam, pompa proton yang terletak didalam membran plasma memainkan peranan dalam respons pertumbuhan dari sel-sel terhadap auksin. Pada daerah pemanjangan suatu tunas, auksin merangsang pompa proton, yaitu suatu tindakan yang menurunkan pH pada dinding sel. Pengasaman dinding ini mengakibatkan enzim-enzim yang memecahkan ikatan silang (ikatan hydrogen) yang terdapat antara mikrofibril-mikrofibril selulosa, sehingga melonggarkan serat-serat dinding sel.
Karena dindingnya sekarang lebih plastis, sel bebas mengambil tambahan air melalui osmosis dan bertambah panjang. Namun agar bisa tumbuh terus setelah perubahan awal ini, sel-sel harus membuat lebih banyak sitoplasma dan bahan dinding. Auksin juga merangsang respons pertumbuhan berkelanjutan ini.
            Efek lain auksin , selain merangsang pemanjangan sel untuk pertumbuhan primer, auksin mempengaruhi pertumbuhan sekunder dengan cara menginduksi pembelahan sel pada kambium dan dengan mempengaruhi diferensiasi xylem sekunder. Auksin juga mningkatkan aktivitas pembentukan akar adventif pada pangkal potongan dari suatu batang, suatu efek auksin yang digunakan dalam budang hortikultura dengan cara mencelupkan potongan-potongan batang di dalam media perakaran yang mengandung auksin sintetik. Benih yang sedang berkembang juga mensintesis auksin, yang meningkatkan pertumbuhan buah pada banyak tumbuhan. Auksin sintetik disemprotkan ke pohon tomat untuk menginduksi perkembangan buah tanpa perlu melakukan penyerbuakan. Ini memungkinkan kita untuk menanam tomat tanpa biji dengan menggantikan auksin dalam keadaan normal akan disintesis oleh biji.

Sitokinin

            Sitokinin ( cytokinin ) ditemukan pada waktu para saintis sedang melakukan upaya uji coba untuk menemukan aditif kimiawi yang bias meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel tumbuhan di dalam kultur jaringan. Pada tahun 1940-an johanes van Overbeek yang bekerja pada Cold Spring Harbor Laboratory di new York, menemukan bahwa ia dapat merangsang pertumbuhan embrio tumbuhan dengan cara menambahkan santan, endosperma cairdari biji kelapa raksasa, ke media kulturnya. Satu decade sesudahnya, Folke skoog dan Carlos O. Miller, di university of Wisconsin, menginduksi pembelahan sel tembakau yang sedang ditumbuhkan dalam kultur dengancara menambahkan sempel DNA yang sudah membusuk.
Unsur penyusun aktif pada kedua adiktif itu ternyata adalah bentuk-bentuk adenine yang sudah termodifikasi, yaitu salah satu komponen asam-nukleat. Pengatur-pengatur pertumbuhan ini diberi nama sitokinin karena mereka merangsang sitokinesis atau pembelahan sel. Dari berbagai macam sitokinin yang terdapat secara alamiah pada tumbuhan yang paling umum adalah zeatin, yang dinamai demikian karena senyawa ini pertama kali ditemukan pada jagung ( Zea mays ) setelah mempelajari beberapa fungsi sitokinin, perhatikan bahwa hormon-hormon ini diperkuat atau diperlemah oleh hormon-hormon lain khususnya auksin.
            Sitokinin dihasilkan di dalam jaringan-jaringan yang tumbuh secara aktif khususnya di dalam akar, embrio dan buah. Sitokin yang dihasilkan pada akar akan mencapai jaringan sasaranya dengan cara bergerak naik sepanjangtumbuhan itu dalam getah xylem. Bersama-sama dengan auksin, sitokinin merangsang pembelahan sel dan mempengaruhi jalur diferensiasi.

Giberelin


 Beberapa abad yang lalu petani di asia mengamati beberapa benih yang tumbuh luar biasa tinggi di sawahnya. Sebelum bibit padi ini dewasa dan berbunga, padi tumbuh sedemikian tinggi dan kurus sehingga roboh. Di jepang, kelainan pola pertumbuhan ini dikenal sebagai bukanea, atau “ Penyakit Benih Bodoh “ pada tahun 1926, E. Kurosawa, seorang saintis jepang menemukan bahwa penyakit itu disebabkan oleh genus gibbereila. Pada akhir tahun 1930-an, saintis jepang telah meyakini bahwa fungsi menyebabkan pemanjangan padi secara berlebihan dengan cara mensekresi suatu bahan kimia, yang diberi nama giberelin. Saintis barat akhirnya mengetahui dan mempelajari giberelin setelah PD II. Selama 30 tahun belakangan, saintis telah mengidentifikasi lebih dari 80 giberelin yang berbeda yang ditemukan secara alami dalam tumbuhan, meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit dalam setiap spesies tumbuhan.
 Benih padi yang jelek kelihatannya, menderita kelebihan dosis pengaturan pertumbuhan yang biasanya ditemukan dengan konsentrasi yang lebih rendah pada tumbuhan lain. Giberelin mempunyai berbagai pengaruh pada tumbuhan yaitu:

1.      Pemanjangan batang

 Akar dan daun muda merupakan tempat utama produksi giberelin. Giberelin merangsang pertumbuhan pada daun dan batang, akan tetapi sedikit pengaruhnya pada pertumbuhan akar. Pada batang, giberelin merangsang pemanjangan sel dan pembelahan sel. Pada batang yang sedang tumbuh, giberelin dan auksin harus bekerja bersama secara sinergis dengan mekanisme yang masih belum kita pahami.

2.      Pertumbuhan buah

 Perkembangan buah adalah khasus lain dimana kita dapat mengamati control auksin dan giberelin. Pada beberapa tumbuhan, kedua hormon itu harus ada supaya dapat berbuah. Aplikasi komersial giberelin yang paling adalah penyemprotan buah anggurThompson yang tidak berbiji. Hormon tersebut menyebabkan buah anggur tumbuh lebih besar dan terpisah jauh satu sama lain.

3.      Perkecambahan

 Banyak benih memiliki giberelin dalam konsentrasi tinggi, khususnya pada embrio. Setelah air diimbibisipembebasan giberelin dari embrio akan memberikan sinyal pada biji untuk mengakhiri dormansinya dan berkecambah. Beberapa biji yang memerlukan kondisi lingkungan yang khusus untuk dapat berkecambah, seperti pemaparan pada cahaya atau suhu dingin, akan mengakhiri dormansinya jika biji tersebut diberi perlakuan dengan suatu larutan giberelin. Di alam, giberelin dalam biji kemungkinan merupakan penghubung antara petunjuk lingkungan dengan proses metabolik yang memperbaharui kembali pertumbuhan embrio.

Asam Abisat

            Hormon yang telah kita pelajari sejauh ini yaitu auksin,sitokinin dan giberelin, umumnya merangsang pertumbuhan tumbuhan.sebaliknya, terdapat masa pada kehidupan tumbuhan yang sangat menguntungkan apabila tumbuhan memperlambat pertumbuhan dan mengambil suatu keadaan dorman (istirahat). Hormon asam abisat (Abscisic acid, ABA), yang dihasilkan pada tunas terminal, akan memperlambat pertumbuhan dan mengarahkan primordial daun untuk berkembang menjadi sisik yang akan melindungi tunas yang dorman pada musim dingin. 
Hormon tersebut juga menghambat pembelahan sel kambium pembuluh. Dengan demikian, ABA tersebut membantu mempersiapkan tumbuhan untuk menghadapi musim dingindengan cara menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder.
 Tahapan lain dalam kehidupan suatu tumbuhan yang menguntungkan apabila pertumbuhan dientikan adalah pada saat permulaan dormansi biji, dan kemungkinan asam abisatlah yang bertindak sebagai penghambat pertumbuhan. Biji akan berkecambah ketika ABA dihambat dengan cara membuatnya tidak aktif, atau dengan membuangnya atau melalui peningkatan aktivitas giberelin. Biji beberapa tumbuhan gurun mengakhiri dormansinya ketika hujan lebat melunturkan ABA dari biji. Biji tumbuhan lain memerlukan cahaya atau stimulus lain untuk memicu perombakan asam abisat. Pada sebagian besar khasus, rasiao ABA terhadap giberelin akan enentukan apakah biji itu akan tetap dorman atau berkecambah.
 Selain peranannya sebagai suatu penghambat pertumbuhan, asam abisat bertindak sebagai hormon “cekaman”, yang membantu tumbuhan dengan menghadapi kondisi yang buruk. Sebagai contoh, ketika suatu tumbuhan mulai layu, ABA akan terakumulasi di daun dan menyebabkan stomata menutup, mengurangi transpirasi dan kehilangan air lebih banyak. Fungsi ini bergantung pada ABA yang berasal dari akar.
            Pada beberapa khasus, kekurangan air dapat member cekaman pada sistem akar sebelum menekan sistem tunas, dan ABA yang di angkut dari akar ke daun bias berfungsi sebagai “sistem peringatan didi”

Etilen

 Pada awal abad kedua puluh, jeruk dimatangkan dengan “memeram” dalam lumbung yang dilengkapi dengan komporminyak tanah. Petani buah yakin bahwa panas itulah yang mematangkan buat itu, akan tetapi kompor baru yang pembakarannya lebih bersih tidak menyebabkan buah menjadi matang. Para ahli fisiologi tumbuhan kemudian mempelajari bahwa pematangan dalam lumbung sesungguhnya disebabkan oleh etilen, yaitu suatu gas hasil samping pembakaran minyak tanah. Para peneliti kemudian menunjukkan bahwa tumbuhan menghasilkan etilennya sendiri sebagai hormon, dan hormon ini memicu berbagai macam respons selain pematangan buah. Etilen berbeda dari hormon tumbuhan lainnya karena hormon etilen berwujud gas. Etilen berdifusi ke dalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut dapat masuk dari satu sel ke sel lain melalui simplas.
 Pada beberapa khasus, etilen bertindak dalam penghambatan pemanjangan sel. Banyak pengaruh penghambatan yang dulu di anggap disebabkan oleh auksin, sekarang diyakini disebabkan oleh sintesis etilenyang diinduksi oleh konsentrasi auksin yang tinggi. Sebagi contoh, kemungkinan etilenlah yang menghambat pemanjangan akar dan perkembangan tunas aksiler dalam kondisi auksin berlebih. Selain peranannya sebagai inhibitor pertumbuhan, etilen juga dikaitkan dengan berbagai proses penuaan pada tumbuhan.
 Penuaan atau senesens adalah perkembangan dari perubahan yang tidak dapat berbalik arah yangakhirnya menuju pada kematian. Sebagai suatu bagian normal dari perkembangan tumbuhan, senesens bias terjadi pada individu tahap sel,seluruh organ atau seluruh tumbuhan.
Unsur pembuluh xylem dan sel gabus menua dan mati sebelum mendapatkan fungsi khususnya. Daun musim gugur dan mahkota bunga yang layu adalah contoh organ senesens. Tumbuhan tahunan menua dan mati setelah berbunga. Pada proses penuaan yang telah banyak dipelajariyang dipengaruhi horinon adalah pematangan buah dan pengguguran daun.
 Beberapa erubahan struktur dan metabolisme menyertai pematangan ovarium menjadi buah. Diantara perubahan ini, termasuk juga perombakan dinding sel yang melunakkan buah dan penurunan kandungan klorifil yang menyebabkan kehilangan warna kehijauan, dapat dianggap sebagai proses penuaan. Etilen memicu dan mempercepat perubahan tersebut, juga menyebabkan beberapa jenis buah yang matang jatuh dari pohon.
            Kehilangan daun setiap musim gugur merupakan adaptasi pohon untuk menjaga agar dirinya tidak mengalami kekeringan selama musim dingin karena akar tidak dapat menyerap air tanah yang membeku. Sebelum daun gugur, banyak zat-zat nutrisi esensial dialirkan ke jaringan penyimpanan dalam batang. Zat-zat nutrisi ini didaur ulang kembali untuk membentuk daun pada musim semi berikutnya. Daun musim gugur akan berhenti membuat klorofil yang baru sehingga kehilangan warna hijaunya. Warna musim gugur adalah kombinasi pigmen yang barudibuat selama musim gugur dan pigmen yang sebelumnya telah ada pada daun, akan tetapi diselubungi oleh klorofil yang berwarna hijau gelap.
 Absisi dikontrol oleh perubahan keseimbangan etilen dan auksin. Auksin yang dihasilkan oleh daun yang menua akan semakin sedikit. Pergeseran dalam keseimbangan hormonal ini memperkuat tumbuhan itu sendirikarena sel dalam lapisan absisi muali menghasilkan tambahan absisi, yang menghambat sintesis auksin oleh daun. Karena pengaruh etilen pada lapisan absisi masih ada, sel akan menghasilkan enzim yang mencerna selulosa dan komponen lain pada dinding sel.

Oligosakarin

 Oligosakarin (oligossaccaharin) adalah gula berantai pendek yang dilepaskan dari dinding sel melalui kerja enzim hidrolitik pada selulosa dan pektin. Hormon ini memicu respon pertahanan tumbuhan akibat masuknya pathogen. Oligosakarin juga membantu mengatur pertumbuhan ,diferensiasi seluler dan perkembangan bunga.

Brasinostreroid

 Brasinostreroid adalah nama yang diberikan karena strukturnya (brasinosteroid adalah steroid yang secara kimiawi mirip dengan kolesterol dan hormon kelamin hewan) dan asal tumbuhan dimana mereka ditemukan pertama kali (anggota family mustard brassicaceae). Hormon ini sekarang diketahui ada pada seluruh kingdom tumbuhan dan diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal.Sebagai contoh,suatu mutan Arabidopsis dengan pertumbuhan yang sangat terhambat akan tumbuh secara normal jika diterapi dengan brasinosteroid tertentu.para peneliti telah melacak mutasi sampai pada gen yang secara normal mengkode salah satu enzim yang diperlukan untuk sintetis hormon steroid ini, (Ketut Supeksa, 2011).

Florigen

 Florigen adalah hormon tumbuhan yang diduga untuk berperan dalam proses pertumbuhan bunga.

Kalin

Kalin adalah hormon tumbuhan yang mempengaruhi pembentukan organ pada tumbuhan. Berdasarkan organ dipengaruhinya, kalin dbedakan atas : rizokalin, mempengaruhi pembentukan batang, kaulokalin, mempengaruhi pembentuka daun, filokalin, mempengaruhi pembentukan daun, dan antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.

Asam traumatin

Jika tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan tersebut disebut restitusi atau daya regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumatin.
           
Beberapa Fungsi Hormon – Hormon Yang Terdapat Pada Hewan

Somatotriphic Hormone (STH)

            Hormon somatotrofik ini disebut hormon pertumbuhan karena bertugas mengendalikan atau meransang pertumbuhan rangka dan tubuh secara keseluruhan. Pengendalian atau peransangan itu tidak terjadi secara langsung, tetapi melaui peransangan pada hati untuk menykresi suatu polipeptida yang meransang pertumbuhan otot, tulang rawan, tulang keras, dan jaringan ikat lainnya. Kekurangan hormon ini pada masa kanak-kanak mengakibatkan pertumbuhan terhamabt atau kerdil, sedangka kelebihan hormon ini pada masa kanak-kanak menyebabkan pertumbuhan raksasa. Kelebihan hormon somatotrofik pada orang dewasa menyebabkan akromegali, yaitu pertumbuhan yang tidak seimbang pada tulang jari mtangan, jari kaki, rahang, atau tulang hidung.

 Sekresi STH dirangsang oleh faktor pelepas hormon tubuh dari hipotalamus.

Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

            Hormon peransang tiroid ini berfungsi mengendalikan sekresi hormon tiroksin oleh kelenjer tiroid. Sekresi TSH diransang oleh hormon pelepas tirotrofik yang dihasilkan hipotalamus. Kelebihan sekresi TSH akibabat kekurangan yodium menyebabkan gondok.

Andrenocorticotrophic Hormone (ACTH)

            Hormon ini memiliki fungsi utama merangsang korteks kelenjer andrenal untuk menyekresi hormon glukokortikoid. Pelepas ACTH dirangsang oleh faktor pelepas kortikotrofin dari hipotalamus.

Follicle Stimulating Hormone (FSH)

            Pelepasan hormon ini dirangsang oleh faktor pelepas gonadotrofin yang dibentuk oleh hipotalamus. Sesuai dengan namanya, pada perempuan, FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel-folikel di dalam ovari. Bersama dengan luteinising hormone (LH), FSH merangsang sekresi estrogen oleh folikel dan merangsang pematangan sel telur di dalamnya. Pada laki-laki, FSH berperan mengatur perkembangan testis dan merangsang proses spermatogenesis di dalamnya.

Luteinising Hormone (LH)

            Seperti halnya FSH, sekresi LH dirangsang oleh GNRP dari hipotalalmus. Fungsi LH pada perempuan adalah mempengruhi terjadinya ovulasi dan membentuk korpus luteum dari folikel di dalam ovarium.  Kemudian, LH merangsang korpus luteum untuk menyekresi hormon progesteron. Pada perempuan,produksi LH akan meningkat jika FSH menurun. Peningkatan LH berkaitan dengan meningkatnya sekresi estrogen, pemasakan ovum, ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
            Pada laki-laki, LH merangsang sel-sel interstisial di dlam testis untuk mmenyekresi hormon kelamin jantan, yaitu testosteron,.Hormon luteinising pada laki-laki disebut juga ICSH.

Hormon Prolaktin

            Prolaktin disebut juga hormon laktogenik.Peran prolaktin adalah merangsang sekresi susu setelah melahirkan. Pada mamalia, sekresi LTH di rangsan secara refleks melalui penyusuan atau pengisapan puting. Prolaktin juga berfungsi memilihara korpus luteum.

Hormon melanosit

            Hormon ini mengandung pigmen hitam melanin. Hormon ini tidak berperan penting pada sifst normal melanosit manusia. Meskipun begitu, pada keadaan tertentu, misalnya hamil, peningkata sekresi MSH menyebabkan warna kulit sedikit menjadi agak gelap.

Hormon Oksitosin

            Hormon oksitosin berfungsi merangsan kontrasi uterus pada saat melahirkan sehingga membantu pengeluaran janin.

Antidiuretic Hormone (ADH)

            Hormon ini memiliki fungsi untuk berkontraksi dengan dinding pembuluh darah sehingga mempersempit rongga pembuluh darah da meningkatkan tekanan darah di dalamnya.

Hormon Tiroksin

            Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan laju metabolisme jaringan da laju metabolisme glukosa.

Hormon Kalsitonin

            Hormon ini memiliki fungsi untu penurunan kadar ion-ion kalsium dalam darah.

Hormon Paratiroid

             Hormon ini memiliki fungsi untuk metabolisme di dalam rangka, merangsang absobrsi ion kalsium dan fosfor di dalam kalsium.


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

   Berdasarkan pembahasan isi yang telah dijelaskan dapat disimpulkan :

1.      Vitamin memiliki 13 jenis, yaitu vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).

2.      Air dan mineral.

2.1. Air berdasarkan cara memperolehnya terbagi dua yaitu : air eksogen  yaitu air yang berasal dari luar, diperoleh dari air yang diminum dan air bersama dengan makanan. Air endogen berarti air yang diperoleh dari dalam tubuh sendiri berasal dari hasil oksidasi berbagai nutrien dalam tubuh.
2.2. Mineral memiliki beberapa komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur.

3.      Hormon merupakan pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel.

Dari permasalahan tersebut dalam makalah ini dijelaskan tentang :

1.      Menjelaskan vitamin yang larut dalam air, vitamin yang tidak larut dalam air (larut dalam lemak), sumber vitamin dan fungsi vitamin.

2.      Menjelaskan jenis dan sumber air dan mineral.

3.      Menjelaskan jenis-jenis hormon yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.

3.2. Saran

    Kepada semua pihak yang terkait dalam pengetahuan vitamin, air dan mineral, dan hormon agar dapat menyikapi dan mengatasi permasalahan menyangkut pengetahuan vitamin, air dan mineral, dan homon. Hal ini dapat diwujudkan melalui perhatian dosen, orang tua dan dorongan dari dalam diri seseorang itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Pujianto Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Biologi Untuk SMA dan MA Kelas Sebelas. Platinum. PT Tiga Serangkai Mandiri.

Olivia Femi, Alam Syamsir, dan Hadiobroto Iwan. 2004. Seluk Beluk Food Supplement. GM 203 04. 009. PT Gramedia Pustaka Utama. Jl Palmerah Barat 33-37. Jakarta 10270.

Anonymous, 2011. Http://id.wikipedia.org. Diakses 02/12/2011.

Anonymous, 2011. Http://supeksa.wordpress.com. Diakses 30/12/2011.